Selasa, 17 Juli 2012

KIMIA FISIKA


PENENTUAN KERAPATAN (DENSITY)
DAN PENENTUAN BOBOT JENIS
Mata kuliah : Kimia Fisika 1
Dosen : M. Yani Zamzam, S.Si,. M.Farm. Apt

Disusun oleh :
Nama         : Yully Supartiwi
NIM          : 090621010
Fakultas     : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Prodi         : Pendidikan Kimia
Semester    : III


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON (UMC)
Jl. Tuparev No. 70 Cirebon
PRAKTIKUM 1
PENENTUAN KERAPATAN (DENSITY)

A.    Tujuan Percobaan :
“ Menentukan kerapatan bermacam – macam zat ”
B.     Teori :
“ Kerapatan adalah massa per unit volume satu zat pada temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive serta dapat digunakan untuk menentukan kemurnian zat kimia. Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan bobot molekul suatu komponen tetapi juga gaya – gaya yang mempengaruhi sifat karakteristik pemadatan. Dalam sistem matriks kerapatan diukur dalam gram per mililiter atau gram per sentimeter kubik.”
C.     Alat Dan Bahan :
-          Alat :                                                               - Bahan :
1.      Piknometer                                                   1. Air (aquades)
2.      Timbangan                                                   2. Etanol
3.      Gelas kimia                                                  3. Propilen glycol
4.      Pipet                                                             4. Minyak goreng
5.      Tissue gulung                                               5. Aseton
6.      Lap                                                               6. Batu kerikil berdiameter 3 cm
7.      Sikat tabung reaksi                                       7. Peluru
8.      Timbangan digital
9.      Kalkulator
10.  Kipas angin

D.    Langkah Kerja 1:
1.      Menimbang piknometer yang telah bersih dan kering dengan seksama, Setelah ditimbang, mencatat hasilnya.
2.      Mengisi piknometer dengan air aquades hingga penuh, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap air yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
3.      Membuang air yang berada pada piknometer yang telah ditimbang, kemudian membersihkannya dengan aseton, memutarnya atau mengocoknya hingga aseton merata pada piknometer, kemudian membuang sisa aseton yang berada pada piknometer.
4.      Mengeringkan piknometer yang telah diberi aseton dengan menggunakan kipas angin.
5.      Setelah piknometer benar – benar kering, lalu mengisi piknometer dengan etanol hingga penuh setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap etanol yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
6.      Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 4 dan 5.
7.      Setelah piknometer benar - benar kering, lalu mengisi piknometer dengan propilen glycol hingga penuh, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap propilen glycol yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
8.      Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 4 dan 5.
9.      Setelah piknometer benar - benar kering, lalu mengisi piknometer dengan minyak goreng hingga penuh, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap minyak goreng yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
10.  Membuang minyak goreng, kemudian mencuci piknometer dengan menggunakan sabun dan menyikatnya dengan sikat tabung reaksi hingga benar – benar bersih.
11.  Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 4 dan 5.

E.     Langkah kerja II :
1.      Menimbang batu yang telah dibersihkan dan telah kering.
2.      Mengisi piknometer dengan air aquades hingga penuh, lalu memasukan batu yang telah ditimbang kedalam piknometer yang telah diisi air hingga penuh, menutup piknometer, lalu mengelap air yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
3.      Membuang air dan batu yang berada pada piknometer yang telah ditimbang, kemudian membersihkannya dengan aseton, memutarnya atau mengocoknya hingga aseton merata pada piknometer, kemudian membuang sisa aseton yang berada pada piknometer.
4.      Mengeringkan piknometer dan batu yang telah diberi aseton dengan menggunakan kipas angin.
5.      Setelah piknometer benar – benar kering, lalu mengisi piknometer dengan etanol hingga penuh lalu memasukan batu yang telah ditimbang dan benar – benar kering, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap etanol yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
6.      Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 3 dan 4.
7.      Setelah piknometer benar – benar kering, lalu mengisi piknometer dengan propilen glycol hingga penuh lalu memasukan batu yang telah ditimbang dan benar – benar kering, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap propilen glycol yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
8.      Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 3 dan 4.
9.      Setelah piknometer benar – benar kering, lalu mengisi piknometer dengan minyak goreng hingga penuh lalu memasukan batu yang telah ditimbang dan benar- benar kering, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap minyak goreng yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
10.  Membuang minyak goreng dan batu yang ada pada piknometer yang telah ditimbang, kemudian mencuci piknometer dengan menggunakan sabun dan menyikatnya dengan sikat tabung reaksi hingga benar – benar bersih.
11.  Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 3 dan 4.
12.  Melakukan kegiatan serupa dari 1 sampai 10, hanya penggunaan batu diganti dengan menggunakan peluru.

F.      Hasil Pengamatan Dan Perhitungan :

Ø  Kerapatan zat cair

No.
Uraian
Etanol
Propilen glycol
Minyak goreng
1.
Bobot piknometer kosong
12,9380
12,9380
12,9380
2.
Bobot piknometer + air penuh
38,6630
38,6630
38,6630
3.
Bobot piknometer + zat cair
33,6439
39,5694
36,3374
4.
Bobot zat cair
20,7059
26,6314
23,3994
5.
Volume piknometer
25,8278
25.8278
25.8278
6.
Kerapatan zat cair
0,8017
1,0311
0,9060

Ø  Kerapatan zat padat

No.
Uraian
Batu
Peluru
1.
Bobot piknometer kosong
12,9380
12,9380
2.
Bobot piknometer + air penuh
38,6630
38,6630
3.
Bobot piknometer + air + zat padat
38,7677
39,2333
4.
Bobot zat padat
0,1546
0,6180
5.
Bobot air yang tumpah
0,0499
0,0477
6.
Volume zat padat
0,0501
0,0479
7.
Kerapatan zat padat
3,0858
12,9019

Ø  Cara perhitungan volume piknometer :    
Bobot piknometer kosong = a gram
Bobot piknometer + air      = b gram
Bobot air                            = (b – a) gram
Kerapatan air               = ρ air
Volume piknometer    = volume air
V piknometer              =
Ø  Cara perhitungan kerapatan zat cair :
Bobot piknometer + zat cair X = c gram
Bobot zat cair X                        = (c – a ) gram
Kerapatan zat cair X                 =
Ø  Cara perhitungan pada zat padat :
Bobot zat padat                                        = x gram
Bobot piknometer + air + zat padat          = y gram
      Bobot piknometer + air                             = b gram
      Bobot air yang tumpah                             = ( b + x - y) gram
      Volume air yang tumpah                           = volume zat padat     =
Kerapatan zat padat                                   =

·         Catatan ρ air yang digunakan yaitu ρ air pada suhu 25˚ C adalah 0,99602

G.    Kesimpulan :
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1.      Dari ketiga jenis zat cair kami gunakan, ternyata bobot zat cair yang paling besar adalah propilen glycol.
2.      Bobot zat cair mempengaruhi kerapatan zat cair, makin besar bobot zat cair maka makin besar pula kerapatan zat cair tersebut.
3.      Dari kedua jenis zat padat yang kami gunakan, ternyata peluru memiliki bobot yang lebih besar dibanding batu.
4.      Bobot zat padat mempengaruhi kerapatan zat padat, makin besar bobot zat padat maka makin besar pula kerapatan zat padat tersebut.
5.      Bobot air ynag tumpah mempengaruhi volume zat padat, makin kecil bobot air yang tumpah, maka makin makin kecil juga volume zat padat.
6.      Kerapatan zat padat antara batu dan peluru yang kami gunakan ternyata memiliki perbandingan 1 : 4.
7.      Kerapatan air tergantung pada suhu ( suhu mempengaruhi ρ air).







PRAKTIKUM II
PENENTUAN BOBOT JENIS

A.    Tujuan :
“ Menentukan bobot jenis bermacam – macam zat ”
B.     Teori :
“ Bobot jenis adalah ratio /  perbandingan bobot zat terhadap bobot air pada volume (V) dan temperatur (T) yang sama. Atau bobot jenis adalah ratio kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air pada V dan T yang sama. Karena bobot jenis merupakan suatu perbandingan antara massa dan massa atau kerapatan dan kerapatan, dengan demikian bobot jenis tidak mempunya satuan atau dimensi.”
C.     Alat Dan Bahan :
-          Alat :                                                               - Bahan :
1.      Piknometer                                                   1. Air (aquades)
2.      Timbangan                                                   2. Etanol
3.      Gelas kimia                                                  3. Propilen glycol
4.      Pipet                                                             4. Minyak goreng
5.      Tissue gulung                                               5. Aseton
6.      Lap                                                               6. Batu kerikil berdiameter 3 cm
7.      Sikat tabung reaksi                                       7. Peluru
8.      Timbangan digital
9.      Kalkulator
10.  Kipas angin

D.    Langkah kerja 1 :
1.      Menimbang piknometer yang telah bersih dan kering dengan seksama, Setelah ditimbang, mencatat hasilnya.
2.      Mengisi piknometer dengan air aquades hingga penuh, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap air yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
3.      Membuang air yang berada pada piknometer yang telah ditimbang, kemudian membersihkannya dengan aseton, memutarnya atau mengocoknya hingga aseton merata pada piknometer, kemudian membuang sisa aseton yang berada pada piknometer.
4.      Mengeringkan piknometer yang telah diberi aseton dengan menggunakan kipas angin.
5.      Setelah piknometer benar – benar kering, lalu mengisi piknometer dengan etanol hingga penuh setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap etanol yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
6.      Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 4 dan 5.
7.      Setelah piknometer benar - benar kering, lalu mengisi piknometer dengan propilen glycol hingga penuh, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap propilen glycol yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
8.      Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 4 dan 5.
9.      Setelah piknometer benar - benar kering, lalu mengisi piknometer dengan minyak goreng hingga penuh, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap minyak goreng yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
10.  Membuang minyak goreng, kemudian mencuci piknometer dengan menggunakan sabun dan menyikatnya dengan sikat tabung reaksi hingga benar – benar bersih.
11.  Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 4 dan 5.

E.     Langkah kerja II :
1.      Menimbang batu yang telah dibersihkan dan telah kering.
2.      Mengisi piknometer dengan air aquades hingga penuh, lalu memasukan batu yang telah ditimbang kedalam piknometer yang telah diisi air hingga penuh, menutup piknometer, lalu mengelap air yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
3.      Membuang air dan batu yang berada pada piknometer yang telah ditimbang, kemudian membersihkannya dengan aseton, memutarnya atau mengocoknya hingga aseton merata pada piknometer, kemudian membuang sisa aseton yang berada pada piknometer.
4.      Mengeringkan piknometer dan batu yang telah diberi aseton dengan menggunakan kipas angin.
5.      Setelah piknometer benar – benar kering, lalu mengisi piknometer dengan etanol hingga penuh lalu memasukan batu yang telah ditimbang dan benar – benar kering, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap etanol yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
6.      Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 3 dan 4.
7.      Setelah piknometer benar – benar kering, lalu mengisi piknometer dengan propilen glycol hingga penuh lalu memasukan batu yang telah ditimbang dan benar – benar kering, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap propilen glycol yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
8.      Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 3 dan 4.
9.      Setelah piknometer benar – benar kering, lalu mengisi piknometer dengan minyak goreng hingga penuh lalu memasukan batu yang telah ditimbang dan benar- benar kering, setelah itu menutup piknometer, lalu mengelap minyak goreng yang tumpah pada piknometer dengan tissue atau lap hingga permukaannya benar – benar kering dan bersih, kemudian menimbang kembali dan mencatat hasilnya.
10.  Membuang minyak goreng dan batu yang ada pada piknometer yang telah ditimbang, kemudian mencuci piknometer dengan menggunakan sabun dan menyikatnya dengan sikat tabung reaksi hingga benar – benar bersih.
11.  Melakukan kegiatan serupa dengan kegiatan no 3 dan 4.
12.  Melakukan kegiatan serupa dari 1 sampai 10, hanya penggunaan batu diganti dengan menggunakan peluru.




F.      Hasil pengamatan dan perhitungan :

Ø  Bobot jenis zat cair
No.
Uraian
Etanol
Propilen glycol
Minyak goreng
1.
Bobot piknometer kosong
12,9380
12,9380
12,9380
2.
Bobot piknometer + air penuh
38,6630
38,6630
38,6630
3.
Bobot piknometer + zat cair
33,6439
39,5694
36,3374
4.
Bobot zat cair
20,7059
26,6314
23,3994
5.
Bobot air
25,7250
25,7250
25,7250
6.
Bobot jenis zat cair
0,8049
1,0352
0,9096

Ø  Bobot jenis zat padat
No.
Uraian
Batu
Peluru
1.
Bobot piknometer kosong
12,9380
12,9380
2.
Bobot piknometer + air penuh
38,6630
38,6630
3.
Bobot piknometer + air + zat padat
38,7677
39,2333
4.
Bobot  zat padat
0,1546
0,6180
5.
Bobot air yang tumpah
0,0499
0,0477
6.
Bobot jenis zat padat
3,0982
12,9560

Ø  Cara perhitungan :
Bobot piknometer kosong       = a gram
Bobot piknometer + air           = b gram
Bobot air                                 = (b – a) gram
Ø  Perhitungan bobot jenis zat cair :
Bobot piknometer + zat cair X = c gram
Bobot jenis zat cair x adalah     =
Ø Perhitungan bobot jenis zat padat :
Bobot piknometer + air + zat padat    = y gram
Bobot zat padat                                  = x gram
Bobot piknometer + air                       = b gram
Bobot air yang tumpah                       = ( b+ x – y ) gram
Bobot jenis                                          =

G.    Kesimpulan :
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1.      Dari keempat jenis zat cair yang kami gunakan dalam percobaan, ternyata propilen glycol memiliki bobot paling besar.
2.      Bobot zat cair juga mempengaruhi besar bobot jenis zat cair, makin tinggi bobot zat cair maka makin tinggi pula bobot jenis zat cair.
3.      Bobot jenis zat cair diperoleh berdasarkan bobot zat cair dibagi bobot air.
4.      Perhitungan bobot jenis tidak bergantung pada ρ air pada suhu tertentu.
5.      Bobot jenis zat padat diperoleh berdasarkan perhitungan bobot zat padat dibagi bobot air atau zat cair yang tumpah.

H.    PENUTUP
Dari kedua praktikum yang telah kami lakukan mungkin terjadi beberapa kesalahan yang terjadi pada proses kegiatan praktikum maupun pada proses penghitungan, kesalahan yang terjadi mungkin diakibatkan dari :
1.      Masih kurang serius dalam melakukan percobaan.
2.      Masih kurang memahami alat dan bahan yang kami gunakan dalam laboratorium.
3.      Kurang bersih dalam mengelap piknometer, sehingga mungkin masih ada zat cair yang tumpah dan belum kering sehingga mempengaruhi bobot.
4.      Kurang teliti dalam proses menimbang.
5.      Kurang cermat dalam proses menghitung.