Jumat, 20 Januari 2012

Artikel Kimia Lingkungan


PENCEMARAN AIR LAUT SERTA SOLUSI PENANGANANNYA

Sebagaimana halnya sifat air murni maka air laut pun mampu melarutkan zat zat lain dalam jumlah yang lebih banyak kandungan air laut berupa : 96,5 % air murni dan 3,5% zat terlarut. Zat terlarut tersebut meliputi garam - garam anorganik, senyawa senyawa organik yang berasal dari organisme hidup, dan gas gas terlarut. Banyak sekali unsur - unsur kimia utama yang terdapat dalam air laut.
Air laut sebagai tempat hidup berbagai biota tidak selalu aman walaupun secara fisik tampak bersih dan jernih. Air laut terkadang membahayakan. Hal ini dikarenakan adanya zat kimia tertentu yang dapat menjadi racun bagi biota tersebut. Zat - zat beracun tersebut dikenal sebagai bahan pencemar (polutan). Zat tercemar tersebut umumnya berasal dari sungai / hujan yang mengalir kelaut. Bahan pencemar dapat berupa : Bahan padatan atau cairan, bahan organik atau anorganik.
Banyaknya bahan pencemar yang masuk kedalam perairan akan menyebabkan terganggunya kehidupan biota didalamnya. Hal ini mengakibatkan kandungan oksigen yang terlarut di dalam perairan menjadi berkurang. Bahan padatan misalnya kaleng, botol dan kantong plastik. Semua padatan yang ada berasal dari manusia. Bahan anorganik adalah bahan yang tidak dapat di urai, seperti unsur kimia : Hg dan Cd. Sedangkan bahan organik yaitu bahan yang dapat diurai atau hancur, seperti sayur - sayuran, sampah daun - daunan, dan jerami padi, jadi jika ingin pantai kita tidak tercemar dengan limbah padatan alangkah baiknya kita menempatkan sampah pada tempatnya. Kemudian bahan cair yang bersumber dari pabrik, tumpahan minyak, dan air buangan rumah tangga. Jadi semua limbah yang ada di perairan tidak lain dan tidak bukan berasal dari manusia itu sendiri, jangan pernah menyalahkan alam atas bencana yang mendatangi kita. 

Artikel Kimia Lingkungan


MENCEGAH TANAH LONGSOR DENGAN REBOISASI


Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Bencana tanah longsor terjadi jika gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya pendoromg di akibatkan oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Sedangkan penyebab gaya penahan adalah kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Biasanya pada saat musim kering yang panjang terjadi penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Akibatnya terjadi rongga – rongga dalam tanah yang kemudian disusul adanya retakan dan rekahan di dalam tanah yang memicu terjadinya tanah longsor.
Salah satu upaya untuk mencegah mamupun mengurangi terjadinya bencana tanah longsor ialah dengan cara melakukuan reboisasi. Reboisasi dilakukan melalui gerakan menanam pohon di tanah gundul, lereng gunung, dan di lingkungan sekitar. Dengan reboisasi, air hujan tidak langsung mencapai tanah. Rimbunnya daun dan pepohonan akan menahan air. Ketika air mencapai tanah, air akan masuk ke dalam tanah dan diserap oleh akar tumbuhan. Jika tidak, dapat terjadi tanah longsor.