PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karbohidrat
adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas
atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat
terdapat gugus –OH, aldehid atau gugus keton. Jumlah atom hidrogen dan oksigen
merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air.
B. RUMUSAN MASALAH
Reaksi – reaksi
apa saja yang dapat mengidentifikasi adanya karbohidrat dari beberapa sampel
yang tersedia.
C. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini secara
umum adalah mengetahui beberapa macam identifikasi karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MAKSUD
DAN TUJUAN
Praktikan
mengetahui beberapa macam identifikasi karbohidrat.
B.
TEORI
DASAR
Karbohidrat
merupakan sumber energi utama yang diperlukan tubuh manusia. Manusia yang aktif
membutuhkan banyak karbohidrat. Akan tetapi apabila terjadi kelebihan
karbohidrat, maka kelebihan itu akan disimpan dalam bentuk glikogen serta asam
lemak sebagai cadangan energi.
Nama karbohidrat
berasal dari istilah “hidrat dari karbon”, hal ini karena rumus umumnya adalah
Cn(H2O)n. Akan tetapi seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, diketahui bahwa sebenarnya karbohidrat bukanlah
hidrat dari karbon. Tetapi merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton.
Senyawa ini
sangat banyak jenisnya, oleh karenanya diperlukan klasifikasi. Karbohidrat
dapat digolongkan menjadi 3 atas dasar jumlah satuan dasar penyusunnya. Yang di
maksud satuan dasar adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton
tunggal. adapun klasifikasinya sebagai berikut :
No.
|
Aldosa
|
Gliserosa, etirosa, ribosa, gulosa, glukosa dll
|
|
1.
|
Monosakarida
Terdiri atas 1 satuan dasar.
|
Ketosa
|
Ribulosa, xylulosa, psikosa, fruktosa, sorbosa,
tagatosa, eritrulosa
|
Disakarida
|
|||
Mereduksi
|
Tak mereduksi
|
||
Maltosa, laktosa, selobiosa
|
Sukrosa, threhalosa
|
||
2.
|
Oligosakarida
Terdiri atas 2 – 10 satuan dasar
|
Disakarida
|
|
Mereduksi
|
Tak mereduksi
|
||
Mannotriosa, robinosa, rhammninosa
|
Raffinosa,gentionosa, malezitosa.
|
||
3.
|
Polisakarida
|
Sederhana
|
Majemuk
|
Amilum, (amilosa&amilopektin),
selulosa,glikogen, deksrin, inulin.
|
Pada oligosakarida dan polisakarida, antara satuan dasar
satu dengan yang lain dihubungkan oleh ikatan glikosidik (glikosida).
C.
ALAT
DAN BAHAN
v Alat
1. Tabung
reaksi 4. Kertas
lakmus
2. Penjepit
tabung reaksi 5. Pipet
3. Lampu
spirtus 6.
Waterbath
v Bahan
1. Glukosa
15. Pereaksi benedict
2. Fruktosa
16. Pereaksi fehling (A&B)
3. Galaktosa
17. Pereaksi Tollens
4. Laktosa
18. Asam klorida pekat
5. Sukrosa
19. Natrium hidroksida 10%
6. Maltosa
20. Fenilhidrasin
7. Pati
kanji 21. Aquadest
8. Kertas
saring 22. Asam pikrat
9. Madu
23. Larutan Iodin dalam
KI
10. HNO3
11. Etanol
12. Pereaksi
seliwanorff
13. Asam
sulfat pekat
14. Pereaksi
molisch (10% α - naftol dalam alkohol)
D.
FUNGSI
ZAT
1.
Glukosa
Fungsi : Sebagai sampel
atau zat yang ingin diinditentifikasi
2. Laktosa
Fungsi : Sebagai sampel
atau zat yang ingin diinditentifikasi
3. Sukrosa
Fungsi : Sebagai sampel
atau zat yang ingin diinditentifikasi
4. Pati
Kanji
Fungsi : Sebagai sampel
atau zat yang ingin diinditentifikasi
5. Kertas
Saring
Fungsi : Sebagai sampel
atau zat yang ingin diinditentifikasi
6. Madu
Fungsi : Sebagai sampel
atau zat yang ingin diinditentifikasi
7. HCl
pekat
Fungsi
: Untuk identifikasi dalam hidrolisis polisakarida
8. NaOH
10%
Fungsi : Untuk
menetralkan zat dalam hidrolisis asam
9. H2SO4
pekat
Fungsi : Untuk
menghidrolisis karbohidrat dalam uji molisch
10. Pereaksi
molisch (10% a-naftol dalam alkohol)
Fungsi : Sebagai
pereaksi dalam uji identifikasi adanya karbohidrat
11. Pereaksi
benedict
Fungsi : Sebagai
pereaksi dalam uji identifikasi adanya sifat pereduksi dalam karbohidrat
12. Pereaksi
fehling (A & B)
Fungsi : Sebagai
pereaksi dalam uji identifikasi adanya sifat pereduksi dalam karbohidrat
13. Aquades
Fungsi : Untuk
mengencerkan zat
14. Larutan
lod dalam KI
Fungsi : Untuk menguji
adanya amilum
E.
CARA
KERJA
1.
Tes
Umum Karbohidrat Dengan Uji Molisch
Siapkan
5 tabung reaksi yang di isi dengan :
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
Glukosa
|
Laktosa
|
Kanji
|
Madu 50%
|
Potongan
kertas saring
|
Kedalam
setiap tabung ditambahkan aquadest. Tambahkan 2 tetes pereaksi molisch (larutan
10% α – nafftol dalam alkohol), gojog beberapa kali, miringkan tabung reaksi,
aliri dengan 3 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung
reaksi, perlahan – lahan sampai membentuk suatu lapisan pada bagian bawah.
Amati
bidang batas antara asam dengan air. Apa yang terjadi.?
Uji Sifat Pereduksi
2.
Uji
Fehling
Siapkan
4 tabung reaksi, isi dengan larutan dibawah ini (masing – masing konsentrasinya
2%) :
A
|
B
|
C
|
D
|
Glukosa
|
Laktosa
|
Kanji
|
Madu
|
Masing
– masing tabung reaksi diisi dengan 2 mL fehling A dan fehling B, lalu digojog.
Tempatkan tabung reaksi dalam penangas air mendidih selama 10 menit. Amati dan
catat. Reaksi positif apabila terbentuk endapan merah bata.
3.
Uji
Benedict
Siapkan
3 tabung reaksi, isi dengan larutan dibawah ini (konsentrasi 2%)
A
|
B
|
C
|
Glukosa
|
Sukrosa
|
Laktosa
|
Kedalam
masing – masing tabung reaksi ditambahkan 1mL pereaksi Benedict, gojog. Amati
dan catat. Reaksi positif apabila terbentuk endapan merah bata.
4.
Uji
Adanya Amilum
Buat
larutan kanji 2% dalam air. Saring setengah bagian cairan dengan kertas saring.
Filtrat yang diperoleh diberi label tabung B, dan setengah bagian yang tidak
disaring diberi label A. masing – masing diberi 2 tetes larutan iodin dalam KI.
Bandingkan.
5.
Hidrolisis
Polisakarida
Siapkan
2 tabung reaksi, kedalam masing – masing tabung masukan :
Tabung
A : 2 mL larutan kanji 2%, tabung B : 2 mL larutan kanji 2% + 2 tetes HCl
pekat, gojog dengan baik. Tabung B dipanaskan pada pengangas air panas selama
10 menit. Dinginkan. Netralkan larutan dengan NaOH 10%, amati dengan kertas
lakmus. Uji kedua tabung dengan larutan iodin dalam KI. Bandingkan warna yang
terbentuk.
6.
Hidrolisis
Oligosakarida
Siapkan
2 tabung reaksi, kedalam masing – masing tabung dimasukan :
Tabung
A : 2 mL larutan sukrosa 2%, tabung B : 2 mL larutan sukrosa 2% + HCl pekat,
gojog dengan baik. Tabung B dipanasakan pada pengangas air panas selama 10
menit. Dinginkan. Netralkan larutan dengan NaOH 10%, amati dengan kertas
lakmus. Uji kedua tabung dengan pereaksi benedict. Bandingkan warna yang
terbentuk.
F.
HASIL
PERCOBAAN
1.
Tes
Umum Karbohidrat
Tabung
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
Nama
|
Glukosa
|
Maltosa
|
Laktosa
|
Kanji
|
Madu 50%
|
Potongan
kertas saring
|
Hasil
(warna)
|
Terdapat lapisan ungu
|
Terdapat lapisan ungu
|
Terdapat lapisan ungu
|
Terdapat lapisan ungu
|
Terdapat lapisan ungu
|
Terdapat
lapisan ungu
|
Ket
(+/-)
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
2.
Uji
Sifat Pereduksi
Tabung : isi (larutan
2%)
|
Hasil (warna) Tes
Karbohidrat pereduksi
|
|
Uji Fehling
|
Uji
Benedict
|
|
A : Glukosa
|
Endapan merah bata ( + )
|
Endapan
merah bata ( + )
|
B : Sukrosa
|
Biru ( - )
|
Tidak
ada Endapan merah bata ( - )
|
C : Laktosa
|
Endapan merah bata ( + )
|
Endapan
merah bata ( + )
|
D : Kanji
|
Biru
( - )
|
-------------------------
|
E : Madu
|
Endapan merah bata ( + )
|
-------------------------
|
3.
Uji
Terhadap Amilum
Tabung
|
A
|
B
|
Nama
|
Larutan kanji tanpa
di saring
|
Filtrat larutan kanji
|
Warna
setelah + KI
|
Endapan warna hitam
|
Larutan Cokelat
|
4. Hidrolisis Polisakarida
Tabung
|
A
|
B
|
Nama
|
Larutan kanji
tanpa disaring
|
Filtrat larutan
kanji
|
Warna
setelah + KI
|
Merah Ungu
|
Biru
|
5.
Hidrolisis
Oligosakarida
Sukrosa
terhidroliosis menjadi fruktosa dan glukosa. Sukrosa yang tadinya negatif ( - )
setelah dihidrolisis menjadi positif (+) karena telah tereduksi.
G.
DISKUSI
Ø Uji Molisch
Percobaan mengenai
karbohidrat yang pertama
adalah uji Molisch. Sampel yang
digunakan adalah glukosa, laktosa, kanji, madu dan potongan
kertas saring. Sampel ditambah pereaksi molish yang terdiri dari alpha naphthol
5% dalam alkohol, kemudian secara
hati-hati ditambahkan H2SO4 pekat, akan terbentuk dua
lapisan zat (terbentuknya cincin).
Penambahan H2SO4 dilakukan melalui tepi dinding karena
larutan tersebut bersifat eksotermis sehingga panas dari larutan tersebut dapat
melubangi dasar tabung reaksi. Larutan
H2SO4 akan
menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan
antara satuan dasar
yang satu terhadap yang
lainnya) karbohidrat menjadi
monosakarida, selanjutnya
menjadi dehidrasi membentuk furfural dan
derivatnya (turunan) kemudian
menghasilkan monosakarida. Pada batas antara kedua lapisan itu akan
membentuk cicncin warna ungu
karena terjadi reaksi
kondensasi antara fulfural
dengan α-naftol. Berdasarkan
hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan yang diuji (glukosa,
laktosa, kanji, madu dan potongan kertas saring) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna
pada kelima tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat
tersebut. Larutan yang bereaksi positif memberikan cincin yang berwarna ungu
ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan asam sulfat pekat.
Asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang
bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian
dikombinasikan dengan alfa-naftol untuk membentuk produk berwarna. Reaksi
pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air
dari suatu senyawa. Dimana pereaksi molish membentuk cincin berwarna ungu pada
larutan glukosa, laktosa, kanji, madu dan potongan kertas. Cincin ungu
pada glukosa lebih banyak karena merupakan monosakarida. Sedangkan kanji
adalah polisakarida yang harus dihidrolisis
menjadi monosakarida terlebih dahulu sebelum terdehidrasi menjadi furfural. Hal
ini menunjukkan bahwa pengujian dengan molish sangat spesifik untuk menunjukkan
adanya golongan monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa dan
laktosa) dan polisakarida (amilum dan dekstrin) pada larutan karbohidrat.
Ø Uji Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi oleh selain
karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi
juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari
dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling B. Larutan Fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan
garam KNatrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan
baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam
pereaksi ini ion Cu²+ direduksi menjadi ion Cu+ yang
dalam suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2. Fehling B
berfungsih mencegah Cu²+
mengendap dalam suasana alkalis.
Endapan
Uji
fehlings bertujuan untuk
memperlihatkan ada atau
tidaknya gula pereduksi.
Karena prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat
ditentukan cuplikan yang mengandung karbohidrat. Pada
percobaan terlihat bahwa
dari 5 (glukosa, sukrosa, laktosa, kanji, madu) sampel yang diujikan
hanya 3 sampel yang positif terhadap uji ini, sampel yang memberikan hasil
positif adalah glukosa, laktosa
dan madu. Sedangkan pada sukrosa dan
kanji diperoleh reaksi yang negatif. Sudah diketahui bersama bahwa sukrosa tidak mengahasilkan
hasil positif terhadap uji fehling (lihat dasar teori), sedangkan kanji adalah polisakarida atau
biasa disebut juga
karbohidrat kompleks sebab polisakarida tidak memiliki gugus
gula reduksi sehingga memberikan
reaksi yang negatif pada uji Fehling.
Ø Uji Benedict
Uji benedict bertujuan untuk
mengidentifikasi gula pereduksi. Pada percobaan ini dengan menguji larutan
karbohidrat kedalam 1 ml larutan
benedict yang berada dalam tabung reaksi. Dimana dari ketiga larutan
karbohidrat (glukosa, sukrosa, laktosa) ditambahkan larutan benedict, larutan
karbohidrat yang bereaksi adalah larutan glukosa dan laktosa. Sedangkan untuk karbohidrat jenis sukrosa dan kanji menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau
ketosa berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam
kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka,
sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor,
oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif dinamakan
gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan fruktosa,
namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit
monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat
bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat
mereduksi pereaksi benedict. Dan Reaksi yang diberikan oleh ke-2 larutan
karbohidrat tersebut berupa hasil warna larutan yang berwarna merah dan endapan
merah bata. Berikut reaksi yang berlangsung :
O O
║ ║
R—C—H + Cu2+ + 2OH-
→ R—C—OH + Cu2O
Gula pereduksi Endapan
merah bata
Munculnya endapan merah pada monosakarida (glukosa dan
fruktosa) dan disakarida (sukrosa dan laktosa) yang di uji menunjukan adanya
sifat mereduksi. karena sakarida dengan bentuk gugus
aldehid (aldosa), dapat berperan
sebagai reduktor yang
mereduksi Cu2+ pada
reagen benedict menjadi Cu+ pada
Cu2O yang merupakan
endapan merah bata
pada akhir reaksi ini dan juga disebabkan oleh adanya gugus
aldehid (glukosa) atau keton (fruktosa) bebas dalam molekul karbohidrat yang
diuji tersebut. Dalam asam polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis
pasial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang dijadikan dasar untuk
membedakan polisakarida, disakarida, dan monosakarida.
Ø Uji Terhadap Amilum
Dalam percobaan uji terhadap amilum,
mengidentifikasikan bahwa kanji yang tanpa disaring menhsalilkan warna larutan
merah ungu dan filtratlarutan kanji menghasilkan warna biru yang
mengidentifikasikan bahwa larutan A (kanji tanpa disaring) merupakan
amilopektin dan B (filtrat larutan kanji) merupakan amilosa. Hal ini sejalan
dengan teori bahwa amilum yang ditambahkan iodin akan menghasilkan warna biru.
Percobaan ini untuk memisahkan antara amilosa dan amilopektin.
Ø Hidrolisis
polisakarida
Pada
uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat menghasilkan warna
yang khas. Amilum
dengan iodine dapat
membentuk kompleks biru, sedangkan
dengan glikogen akan
membentuk warna merah.
Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit
glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi
pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks
dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan
warna biru tua pada kompleks tersebut. Micelles ini dapat mengikat I2
yang terkandung dalam reagen iodium dan memberikan warna biru khas pada larutan
yang diuji. Pada saat pemanasan, molekul-molekul akan saling menjauh sehingga
micellespun tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi mengikat I2.
Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan menjadi menghilang. (Fessenden,
1997: 609).
Percobaan uji ini bertujuan untuk memisahkan antara
polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks
dengan polisakarida. Amilum (kanji) memberikan warna biru pada iodium,
sedangkan kanji yang sudah dihidrolisis sebagian dan dinetralkan seharusnya memberikan
warna merah sampai coklat dengan iodium, namun dalam percobaan ini dihasilkan
warna kuning kehijauan dalam pengujian kanji yang terhidrolisis mukin
dikarenakan pada pemberian NaOH untuk menetralkan larutan terlalu berlebih
(seharusnya nya sampai pH=7 namun dalam percobaan ini pH=9) sehingga
menyebabkan kesalahan dalam identifikasi.
H.
KESIMPULAN
1. Karbohidrat dibagi menjadi
tiga golongan, yaitu :
monosakarida, oligosakarida,
dan polisakarida tergantung
banyaknya atom C
penyusun molekulnya.
2. Uji
Molisch adalah pengujian
untuk mengetahui senyawa mengandung karbohidrat atau tidak. Uji Molisch
bereaksi positif pada
semua karbohidrat dengan
membentuk cincin ungu. Cincin ungu ada glukosa lebih banyak karena
glukosa merupakan monosakarida,sedangkan kanji (amilum) adalah polisakarida
yang harus
dihidrolisis menjadi monosakarida
dahulu sebelum terdehidrasi menjadi furfural.
3. Pada uji
fehlings dan benedict
bertujuan untuk memperlihatkan ada
atau tidaknya gula
pereduksi. Pada uji benedict dan fehling bahan yang positif
bersifat pereduksi menunjukkan
warna merah bata. Bahan positif terhadap uji Fehling
yaitu glukosa, laktosa, madu. Bahan yang positif terhadap uji benedict =
glukosa, sukrosa, laktosa
4. Perconaan adanya amilum mengahasilkan warna biru. Uji
ini digunakan untuk memisahkan
amilum yang terkandung dalam
larutan tersebut. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi biru.
5. Percobaan hidrolisis polisakarida. Amilum dengan iodine
dapat membentuk kompleks biru, sedangkan
apabila telah terhidrolisis ( kemudian dinetralkan) akan membentuk warna merah.
6. Hidrolisis
Oligosakarida
Sukrosa
terhidroliosis menjadi fruktosa dan glukosa. Sukrosa yang tadinya negatif ( - )
setelah dihidrolisis menjadi positif (+) karena telah tereduksi.
LAMPIRAN
A. PERTANYAAN
Pertanyaan-pertanyaan
di bawah ini biasa dijadikan acuan apa saja teori yang diperlukan, dan apa saja
yang perlu dibahas.
1. Dari
beberapa bahan berikut ini, perkirakan manakah yang menghasilkan reaksi
positif terhadap uji molisch? (Glukosa,
laktosa, kanji,madu dan potongan kertas saring).
Jawab : Uji molisc merupakan uji
identifikasi adanya karbohidrat.
Glukosa,
laktosa, kanji, potongan kertas saring akan menghasilkan reaksi positif
terhadap uji molish karena glukosa, laktosa, kanji, madu dan potongan kertas
saring adalah karbohidrat. Hal ini dapat dibuktikan dengan terbentuknya warna ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan asam sulfat
pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen
dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang
kemudian dikombinasikan dengan alfa-naftol untuk membentuk produk berwarna
ungu. Reaksi
pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air
dari suatu senyawa.
2. Karbohidrat
yang bagaimanakah yang positif terhadap uji fehling, uji benedict?
Jawab : Karbohidrat yang positif
adalah karbohidrat yang mengandung aldehid atau keton bebas
3. Tulis
reaksi antar glukosa dengan pereaksi fehling, pereaksi benedict!
Jawab :
4. Manakah
diantara karbohidrat berikut yang bereaksi positif terhadap uji fehling, uji
benedict? (glukosa, laktosa, sukrosa, kanji, madu, kertas saring). Mengapa?
Tinjaulah dari struktur molekulnya!
Jawab :
-
Uji fehling = glukosa, laktosa, madu.
Karena
ketiga bahan tersebut mengandung gugus aldehid. Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya
gugus aldehid.
-
Uji benedict = glukosa, sukrosa,
laktosa.
Karena
bahan tersebut mengandung gugus keton atau aldehid. Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya
gugus aldehid atau keton.
5. Amilum
terdiri atas 2 molekul yang berbeda, yaitu amilosa dan amilopektin. Apakah
perbedaan keduanya? Tinjaulah dari struktur molekul dan kelarutannya.
Jawab
: Perbedaan
Amilosa dan amilopektin
Tinjauan
|
Amilosa
|
Amilopektin
|
Sktruktur
|
Berantai lurus
|
Berantai cabang
|
Kelarutan
|
mudah larut
|
Kurang larut
|
6. Apabila
Iod diteteskan kedalam larutan amilum, warna apa yang terjadi? Jelaskan.
Penamabahan
iodium digunakan untuk memisahkan
amilum atau pati
yang terkandung dalam
larutan tersebut. Reaksi
positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru.
7. Apabila
ada larutan amilum, setengah bagian larutan disaring dengan kertas saring,
setengah bagian yang lain dibiarkan tidak disaring. Lalu masing-masing diberi 2
tetes larutan iodin dalam KI. Apakah warna yang di hasailkan sama atau berbeda?
Mengapa?
Jawab
:
Berbeda, karena uji tersebut merupakan uji pemisahan antara amilosa dan
amilopektin. Sehingga uji ini akan menghasilkan warna yang spesifik untuk
setiapbahannya. Uji ini akan menunjukkan bahwa larutan yang mengandung
amilopektin akan berwarna merah ungu dan larutan yang mengandung amilosa akan
mengahasilkan warna biru.
8. Reaksi
apa saja yang terjadi jika larutan amilum ditambah HCI lalu dipanaskan? Warna
apa yang tampak bila ke dalam larutan yang telah dipanaskan tadi (dan telah
dinetralkan) ditambahkan Iod?
Jawab
:
Reaksi hidrolisis, warna merah ungu.
9. Tuliskan
tahapan-tahapan pemecahan polimer amilum hingga menjadi monomer-monomer
penyusunnya (glukosa).
Jawab :
Amilum ®
Dekstrin ® Maltosa
® Glukosa
(polisakarida) (ologosakarida) (Disakarida)
(monosakaraida)
10. Uji
apakah yang merupakan uji khas untuk fruktosa? Apakah madu menghasilkan uji
positif terhadap tes tersebut?
Jawab : Fehling, madu menghasilkan uji
positif terhadap uji fehling. Monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat
ditunjukkan dengan pereaksi Fehling. Uji
Fehling bertujuan untuk
mengetahui adanya gugus
aldehid. Reagent yang digunakan dalam
pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4)
dan Fehling B (NaOH
dan KNa tartarat). Madu menghasilkan uji positif terhadap uji ini karena
memiliki gugus aldehid.
B. DOKUMENTASI
Fessenden.
1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar